Sinopsis tokyo magnitude

| Jumat, 22 Februari 2013
Jumlah episode: 11 episode, @ 23 menit.
Sutradara: Masaki Tachibana
Ide cerita: Natsuko Takahashi
Tanggal tayang: 9 Juli 2009 – 17 September 2009
Studio: Bones, Kinema Citrus
Saat kita mendengar kata anime mungkin yang terlintas dalam pikiran kita adalah kartun-kartun fantastis buatan Jepang yang terkadang begitu imajinatif, seperti Sailormoon, Gundam, Doraemon, atau mungkin Detective Conan. Namun anime yang satu ini sungguh berbeda. Tokyo Magnitude mengisahkan tentang kisah kakak-adik Onozawa yang mengharu-biru. Anime ini dibuat karena ada prediksi dengan akurasi 70% atau lebih kalau 30 tahun lagi gempa berkekuatan 7.0 skala Richter akan terjadi di Tokyo.
Kisah dimulai dengan kunjungan dua bersaudara Onozawa, Mirai dan Yuuki, ke Jembatan Odaiba untuk melihat-lihat pameran robotik. Namun naas bagi mereka. Gempa berkekuatan 8.0 SR yang tiba-tiba itu menyebabkan gedung-gedung runtuh. Keduanya sempat terpisah. Untung Mirai bertemu Mari Kusukabe, seorang kurir wanita yang juga ikut terjebak. Akhirnya Mirai, Yuuki, dan Mari berjalan bersama ribuan orang lainnya memadati jalan untuk kembali ke rumah.
Singkat cerita, Mirai dan Yuuki berjalan berdua di dekat Tokyo Tower. Mereka khawatir ayah-ibu mereka di rumah tidak selamat. Mereka ingin melihat rumah mereka dari atas Tokyo Tower. Namun, tiba-tiba ada gempa susulan yang cukup besar. Tokyo Tower runtuh! Yuuki yang berusaha menyelamatkan Mirai justru terluka kepalanya terkena reruntuhan. Mirai begitu khawatir. Keadaan Yuuki sudah kritis (episode 7). Nah, sebenarnya sudah sejak kejadian ini Yuuki tak selamat, meski sudah dibawa ke rumah sakit. Tapi Mirai sangat sayang pada adiknya ini. Ia terus berimajinasi kalau adiknya masih menemaninya hngga ia berhasil sampai ke rumahnya di Sangenjaya. Dan karena anime ini disetting dengan sudut pandang Mirai, penonton pun dibuat agar masih percaya kalau Yuuki masih hidup.
Inilah salah satu keistimewaan anime ini. Di episode 10 kita baru tahu kalau Yuuki sudah meninggal sejak episode 7. Anime ini benar-benar berhasil mengaduk-aduk emosi penontonnya. Meski ditonton beramai-ramai, 2 episode selanjutnya air mata benar-benar tidak bisa berhenti mengalir! Berkali-kali ditampilkan sosok Yuuki dengan kebaikan hatinya. Yuuki benar-benar memikirkan kakaknya hingga ia tidak mau menunjukkan kalau sebenarnya ia kesakitan dan kelelahan. Yuuki pun sangat perhatian pada Mirai. Saat di kelas, ternyata Mirai suka menggambar Keroro, karakter kesukaan Mirai. Padahal sebelumnya Mirai sangat kesal pada Yuuki yang disangkanya suka meniru-niru dirinya.
Pesannya begitu mengena. Sayangilah saudara sendiri dengan sungguh-sungguh. Karena kita tidak akan tahu kapan kita akan berpisah. Ingat, penyesalan selalu datang di akhir. Nah, anime ini juga mengingatkan kita untuk selalu optimis. Jangan memandang sesuatu dari sisi negatifnya saja. Selain itu, kita juga harus saling tolong-menolong antarsesama. Apalagi di tengah-tengah bencana, jangan terlalu egois.
Belum lagi teknik penggambaran animenya. Yah, meskipun saya bukan orang yang ahli dalam menilai bagus-tidaknya anime, tapi kalau dilihat dari mata orang awam, anime ini cukup istimewa. Apalagi saat Jembatan Odaiba juga Tokyo Tower runtuh. Wow, benar-benar fantastis!! Saya juga suka memperhatikanbackground-nya. Jauh lebih nyata dan detil dari yang biasa saya lihat. Yaah, maklumlah, saya bukan otaku atau penyuka Jepang yang begitu freak. Paling-paling saya cuma sering nonton Doraemon. Itu pun kartun yang sudah ada sejak kakak saya kecil.
Kadang saya berpikir, kapan Indonesia bisa membuat anime yang bagus, berkualitas, dan disukai oleh anak Indonesia?? Saya merasa perlu menggarisbawahi poin yang terakhir, karena kalau kita perhatikan sebenarnya sudah banyak sekali kartun-kartun yang diproduksi oleh anak bangsa. Tapi entah karena kurang promosi, kurang sponsor, atau kurang sesuatu apa–yang saya sendiri juga tidak tahu–kurang begitu diminati oleh orang-orang Indonesia sendiri. Padahal tidak sedikit orang Indonesia yang jago dan ahli dalam bidang animasi ini.
Ah, sudahlah. Pusing memikirkan polah bangsa ini. Yang jelas, saya amat sangat merekomendasikan anime Tokyo Magnitude 8.0 ini. Meski Anda bukan penyuka anime, saya jamin, Anda tidak akan menyesal telah mengorbankan waktu untuk menonton anime ini. Bahkan saya sendiri masih tak bisa menahan air mata berjam-jam setelah episode terkhir selesai. Memang Anda tidak akan percaya sebelum menonton sendiri. Silahkan Anda buktikan. Selamat menonton!!

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲